Kamis, 24 Agustus 2017

Heboh! “Batu Perkasa” Mirip Alat Genital Pria Ini Ditemukan di Sumbar



Dalam beberapa hari ini, warga sekitar Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dihebohkan oleh penemuan “batu perkasa” yang bentuknya mirip alat genital pria. Oleh masyarakat lokal, penemuan itu kemudian dijuluki “batu perkasa”. Kabar keberadaan batu berbentuk unik ini pun praktis menjadi viral di sejumlah media sosial.
Seperti disitir dari laporan Sindonews.com, Selasa (22/8/2017), “batu perkasa” yang bikin geger itu memiliki panjang 1,5 meter dengan diameter sekitar 60 centimeter. Batu itu ditemukan di area pemakaman tanah ulayat Ateh Puwun, Jorong Balai Tabuah, Nagari Tanjuang, Kecamatan Sungayang.
Sejak ditemukannya batu berbentuk aneh pada 17 Agustus pekan lalu tersebut, keberadaan batu ini langsung diserbu warga. Sejumlah warga pun berfoto dengan “Batu Perkasa” dan langsung mempostingnya di media sosial, sehingga makin menghebohkan publik dan menjadi buah bibir bagi warga Sungayang pada umumnya.

Berat Mencapai Satu Ton

“Setidaknya saat itu ada sekitar 20-an orang lebih kami menegakkan batu ini. Sebelumnya kami sudah coba mengangkat dengan beberapa orang, namun ternyata tidak sanggup karena batu sangat berat. Kami perkirakan batu ini beratnya mencapai satu ton,” beber Zul di lokasi, Senin (21/8/2017).
Untuk menegakkannya seperti posisi sekarang, ia melanjutkan, warga sekitar menggunakan tali penggerek.
“Batu ini kami tanam dengan kedalaman sekitar 40 sentimeter di tanah, lalu diganjal dengan batu-batu kecil di dalamnya,” sebut pria yang bekerja sebagai petani ini.
Sementara itu, menurut warga setempat, keberadaan batu mirip alat kelamin laki-laki ini sudah ada dan diketahui sejak dahulu, puluhan bahkan ratusan tahun silam. Namun keunikan batu belum terlihat karena berada dalam posisi rebah.

Keanehan baru terbongkar pada Kamis (17/8/2017), saat salah seorang warga setempat meninggal, dan akan dimakamkan di area pemakaman tersebut, warga dengan spontan berinisiatif menegakkan batu.

Dekat Lokasi Batu Angkek-Angkek

Sejak heboh di media sosial dan jadi buah bibir, “Batu Perkasa” yang terletak tak berada jauh dari lokasi objek wisata Batu Angkek-Angkek, yaitu 400 meter dari jalan utama lintas Batusangkar-Lintau via objek wisata Puncak Pato ini jadi tambah ramai dikunjungi warga.
Tokoh masyarakat Nagari Tanjung, Faze Andrif menuturkan, “Batu Perkasa” tersebut menurut cerita yang pernah didengarnya. Disebutkan bahwa batu itu dipahat oleh seorang pria atau salah seorang nenek moyang orang suku Tanjuang. Pahatan berbentuk alat kelamin laki-laki menyimbolkan keperkasaan seorang lelaki saat itu.
“Nagari Tanjuang termasuk Nagari ketiga tertua di Minangkabau, setelah Pariangan dan Limo Kaum. Oleh sebab itu, saat ini cukup banyak benda-benda peninggalan bersejarah ditemukan di sini,” ungkap Faze yang juga mantan Walinagari Tanjuang tersebut.
Faze menilai, hingga saat ini tidak ada khasiat batu ini selain hanya untuk dijadikan bahan tontonan.
“Kita tidak ingin keberadaan batu ini menimbulkan perbuatan syirik bagi warga. Batu ini sama seperti batu lainnya, hanya saja bentuknya unik dan berbeda dari batu lainnya,” tandasnya.
“Nagari Tanjung termasuk nagari ketiga tertua di Minangkabau, setelah Pariangan dan Lima Kaum, dari 12 koto di yang dikenal di Minangkabau yaitu sembilan koto didalam, tiga koto diluar, salah satu tiga koto diluar tersebut termasuk Nagari Tanjung. Saat ini cukup banyak benda-benda peninggalan di sini ditemui,” lanjut Faze, menukil HarianHaluan.com.
Keberadaan batu perkasa tersebut dari jalan utama Batusangkar – Lintau berjarak sekitar 400 meter dan sekitar 200 meter dari lokasi batu angkek-angkek dan terdapat beberapa makam suku Piliang serta kayu besar Batang Jua di dekat batu perkasa itu.

Sama-Sama Ada Keganjilan

Menurut Faze Andrif, batu perkasa tersebut terdapat di satu jorong dan sama-sama terletak di tanah ulayat suku Piliang, namun tidak terdapat keterkaitan legendanya antara batu angkek-angkek dengan batu perkasa itu.
Dikatakan, persamaan dua batu peninggalan bersejarah tersebut sama-sama memiliki keganjilan yang tidak tercerna oleh logika manusia, karena jika pada batu angkek-angkek beratnya berubah-ubah, orang yang mengangkatnya bisa merasakan berat itu antara lima kilogram sampai terasa puluhan kilo, hingga orang tidak sanggup mengangkatnya yang padahal hanya berukuran kecil. Begitu juga dengan batu perkasa meskipun ukurannya sekitar dua meter tetapi untuk mengangkat menegakkannya mesti memerlukan tenaga 20 orang dewasa.
Setelah batu itu ditegakkan sejak empat hari lalu, masyarakat sekitar mulai ramai melihatnya untuk menyaksikan secara langsung. Meninjau potensi keunikan batu ini, secara bersama-sama pihak Nagari kelak akan menjadikan “Batu Perkasa” sebagai salah satu objek wisata baru di Nagari Tanjung.
baca sumber
Previous Post
Next Post

post written by:

0 komentar:

loading...